Friday, May 4, 2018

Nonton Sendirian Membawa Berkah

Banyak banget orang yang menganggap aku tergolong orang-orang menyedihkan karena sekadar aku suka nonton film sendirian



"IHHH JOMBLO BANGET SI DIN"
             "FRIENDLESS BANGET DEH, gapunya temen apa?"
                              "Selera lu aneh sih, makanya pada ogah nonton ama lu"




alasan terbenar adalah yang ketiga terbawah.  Saya menonton sendirian dimulai dari saya nonton film Mbak Kamila Andini, yang saya sempat review di blog ini juga, dan orang tersebut tidur dipertengahan film sampai mendengkur.......................
i was like disappointed but not surprised  
sejak saat itu, saya tidak pernah lagi mengajak orang lain menonton film, kecuali dia sangat memaksa ingin ikut.

Dari situ saya kenal berbagai macam orang yang juga nonton sendirian.  Dan lumayan menyenangkan rasanya, merasakan keramaian dalam kesendirian Cie bangget.

Oke, balik lagi.

hari ini saya pergi ke salah satu cafe di Kemang namanya DIa.Lo.Gue, disitu lagi ngadain mini exhibition tentang Pramoedya Ananta Toer, saya sendirian, dan saya nangis sepanjang membaca apapun yang ada di pameran tersebut.  Saya sangat emosional, kalo lagi baca, atau memahami, atau mempelajari orang-orang yang berusaha berbuat kebenaran, tapi malah hidupnya kebanyakan sengsara.  That was hurt.  Ya, Pram memang sangat mengagumkan.  Tetralogi Buru merupakan awal langkah saya, dalam mencintai literasi khususnya karya penulis Indonesia.  Karna kata Pram di Buku Bumi Manusia
"Tanpa sastra, kalian hanyalah hewan yang pandai"

Oke setelah saya menangis sendirian seperti orang bego, saya pindah ke Kinosaurus, merupakan tempat screening film alternatif di Kemang.  Saya berencana nonton 2 screening film

Screening pertama
Source : Kinosaurus.com
 Jadi ketiga film ini menceritakan tentang bentuk-bentuk pelecehan seksual.
yang pertama Trip To The Wound absurditas dari Sutradara Edwin, short movie.
yang kedua film dokumenter tentang perlawanan buruh wanita.  Ini gila sih, di zaman se modern ini, masih ada pelecehan seksual se ngeri itu terhadap buruh wanita.
yang ketiga Memoria dari mbak Kamila Andini, juga bikin nangis, karena ternyata saudara kita di Timor Leste, sangat mengenaskan.  Sedihnya, sang pelaku pelecehan merupakan PARA pegawai militer, yang seharusnya menjalankan tugas melindungi rakyat.

Screening kedua
Source : Kinosaurus.com
Ini Video dokumenter produksi warga Australia, sedihnya dari film ini dibuat, 2005, hingga sekarang, belum ada kelanjutan kasus keadilan untuk Munir.  Kasus belum terungkap dengan jelas.
Sungguh menyedihkan.  Menyadarkan saya bahwa, negeri saya yang saya kira aman, ternyata untuk mengungkap kebenaran saja, kita harus merelakan risiko berat, yaitu nyawa.

Pada saat awal saya datang ke Kinosaurus, si Bule dari Jepang ini, bernama Naomi, menyilakan saya duduk disampingnya.  Saya sedikit kaget, awalnya dia orang Indonesia, soalnya, jarang antar orang Indonesia seramah itu (sedih)

Setelah screening pertama, Dia tanya, walaupun dengan english yang super simple, tapi kita sangat bisa memahami satu sama lain "Apakah kamu nonton film setelah ini?"
saya menjawab "iya"
terus sembari kita menunggu film kedua, break sekitar 1 jam, kita berbincang sedikit..

Naomi ini berlibur ke Timor Leste 4 hari dan mampir ke Jakarta 2 hari.  Dia merupakan Solo Traveler, dia sempet ke Tibet, Malaysia, Taiwan.  Dia suka ke Indonesia.  Pas Festival film di Jepang, dia kenalan dengan Angga Dwimas Sasongko (Sutradara Filosofi Kopi 2), Mas Angga ini bilang kalo ke Jakarta, hubungi dia via INSTAGRAM atay Facebook.  Si Naomi ketawa, karena dia ga bunya 2-2 nya hahaha :(
aneh juga si Mas Angga nya :(
trus hari pertama di Jakarta dia ke filosofi kopi, ternyata Mas Angga nya lagi ga ada.

Si Naomi ini juga ngefans aktor Indonesia : Nicholas Saputra, Tara Basro.  Dia taunya di film Pendekar Tongkat Emas, yang sekaligus bikin dia pengen ke Sumba.  Kebetulan aku pernah ke Sumba terus sharing lah kita..

Naomi ini sangat mengagumi film Indonesia.  Katanya film di Jepang udah mulai bikin bosan.  Dia nonton film ismail Basbeth, Kamila Andini, Ifa Ifansyah, dan itu semua sutradara yang jarang dikenal oleh orang Indonesia.


Dia mengaku sedih, karena besok di kinosaurus lagi screening film Istirahatlah Kata-Kata, dia padahal udah nonton 2 kali, dan dia sangat ingin nonton lagi.
i was like W O W
temen-temen ku aja banyakan ga ngerti itu film apa 
sungguh sad :(


dia bilang juga
"orang indonesia harusnya bangga, karena film dan seni di Indonesia bagus-bagus, tempat wisata dan budaya di Indonesia juga sangat keren.  Aku suka Indonesia.  Aku selalu nonton film Indonesia lewat festival film di Jepang.  I love them"

ini sih yang bikin aku sedih banget.  Aku emang sangat excited, tapi aku ga jarang nonton bajakan, padahal dia bisa sih sebenernya nonton bajakan, tapi dia rela datang ke pemutaran film alternatif, dan bayar 50.000 per tiket buat cuma nonton film Indonesia yang dia pernah tonton.


jadi hikmah yang pengen aku ambil, 
"Temen-temen, ayo kita semua hargai seni Indonesia, jangan cuma ngomel film/seni indonesia jelek-jelek, karena gimana caranya lu tau ada yang bagus, kalo usaha lu buat support aja ga ada.  Jangan pernah underestimate sama film/seni Indonesia."


Aku dan Naomi pun bertukar kontak, dia bilang "Dinda kalo ada film Indonesia yang bagus tolong beritahu saya ya, saya tunggu...."

and i was like , PASTI  :")



jadi nonton sendirian, tidak semenyedihkan itu, Kawan :)
sekian.



No comments:

Post a Comment