Tuesday, October 13, 2015

happy new life, Devi

malaikat iri melihat mereka yang puas akan senyummu
malaikat egois ingin menikmati kelucu anmu sendirian

obrolan kita yg tiada habis, dan canda kita yang berubah menjadi tangis
kau sisakan hanya tangisku

tidak adil, padahal kita berjanji bercerita kepada anakku dan anakmu kelak
cerita konyol kita

entah mengapa senyummu terlihat jelas
semakin jelas
aku mengingat setiap leluconmu
gaya bicaramu
tulisanmu disetiap buku ku
karena kemalasanku untuk memberi nama dibukuku
kau menulis biografi ku dengan tulisanmu itu dibinderku,lengkap
karena kau yakin tau semua tentangku


aku ingat bagaimana cerita keluargamu yang begitu hangat
ibumu yang manis,penuh kasih
pas ospek menemanimu selama 10hari
sedangkan orangtuaku yang tidak pernah tau kapan ospekku:")
bapakmu yang sangat tampan, sehinnga membuatku heran
kok manggilnya 'bapak" enggak papa/papi/ayah lah minimal
cerita kekonyolan adikmu beranjak dewasa, sekarang juga menjadi remaja tampan

low profilmu, kau tidak pernah sekalipun membahas materi
walaupun kita diam-diam mengatahui berkali-kali mobilmu berganti

aku ingat bagaimana keahlianmu dalam meniru gerak gerik dan gaya orang lain
yang selalu membuatku tertawa tiada habis
candaan sarkastik yag tidak semua orang paham
karena candaamu mahal
aku merasa spesial karena memahami leluconmu

aku hanya bisa mengingat foto-foto aib kita
dimana setiap sepulang sekolah dihari sabtu tanpa ganti baju kita jalan,
aku tuntun sepedahku bersama alfi,
kita pada saat itu tidak memikirkan jarak dan panas yang terik
kita hanya ingin habiskan waktu bersama
memakan indomie dirumahku
tanpa ganti baju
berjalan-jalan d daerah rumahku, jam 12 siang, tanpa peduli terik matahari
kita terus terawa
bapakmu selalu mengeluh kalo jemput dirumahku, karena gangku yang sempit,
karena mobilmmu hampir tidakcukup
tp kita tetap setiap sabtu kerumahku



dulu ketika sama sama dekil kita suka panggil2 kakak kelas dari lantai 2 kelas kita
di balkon 7d
lihat kakakkelas yang ganteng2
aku ingat ketika kau pertama kali menangis tersedu karena bertemu kakak kelas idamanmu
mas reva, kau menangis di kamarku,saking senengnya hingga bantalku basah dev
hanya karena mas reva mampir kerumahku
sekarang kamu jadi cantik dev, ninggalin aku yang dekil
jahat.

aku ingat bagaimana kamu menyukai herpes dikakiku, "din aku seneng pegangin gudikmu, lucu"
dan maksa alfi buat megang juga, katanya kalo ga megang berartii bukan sahabat
kau pegang tangan alfi, tempelin di herpesku, sampai alfi begidik ngeri
cuman kamu dev yang ga jijik sama herpesku
kamu juga the only person yang suka taburin bedak gatel dikakiku
ibuku aja jijik hehe

aku rindu pada mu dan kebahagiaanku yanng sederhana dulu

aku percaya bahwa malaikat kekurangan hiburan di surga

dia butuh orang sepertimu, aku rela
ambil saja malaikat, sepertinya kau lebih butuh.


mungkin sebagian dari kalian menganggapku berlebihan, hanya teman SMP lebay bngt
terserah, aku ceritakan sepanjang apapun kalian tidak akan merasakan hancurnya
pas kalian baca berita bahwa temanmu menjadi korban, dan jenazahnya ditutup daun pisang
untuk para jurnalis yang memberi keterangan bahwa jenazah hancur, tidak punya otak.
kalian tidak pernah merasakan hancurnya orang terdekat korban yg membaca kalimat burukmu
daridulu aku sudah lama benci kalimat berita tv, koran, radio kebanyakan bulshit

tenang lah dev, kau bahagia, selamanya, dan tinggal aku yang sedih
sering menangis
berusaha melupakan kenangan2 yang masih jelas, semakin jelas dan jelas

jika kalian punya kenalan jurnalis, peringatkan jangan pake bahasa tai


beautiful right ?:'(


thx dad, always know me so well

sorry for being a jerk, i used to be here, hug your grave, and said i miss you





happy new life Devi Anggraini Hasna Nurwakit, bahagialah disurga



No comments:

Post a Comment