Monday, November 9, 2015

selamat ulang tahun bu

selamat ulang tahun bu,


pada dasarnya bukan selamat

aku sedih bu, hari ini
yang membuat ku menyadari semakin sedikitnya waktu ku yang dapat kuhabiskan denganu
kita dahulu pernah berbincang, betapa indahnya jikalau waktu berhenti,

behenti dimana aku masih menjadi anakmu, anakmu yang membantumu berjualan gorengan dulu
dan kau tetap menjadi ibuku yang selalu tidak memarahi walaupun berapapun aku sudah melalap beberapa gorengan

ingatkah kau bu, ketika SD disurabaya aku pernah malu pada saat temanku SD mengejekku kau hanyalah penjual jus di pinggir jalan
bodohnya aku bu
andai waktu bisa terulang
tidak akan aku sedurhaka itu
kadang aku rindu, bercanda denganmu.
berbicara hal-hal kecil, sepulang sekolah
yang kau takkan lupa tanyakan tiap hari
tak bosanbosannya kau bu mendengar cerita anak SD
yang selalu membosankan

adakalanya ibu bermata sembab, sehabis menangis
dan ibu tetap menyakan "bagaimana sekolah tadi? diajarkan apa?"
dengan mata sembab kau tetap tersenyum,
sebegitukah pentingnya sekolahku dibandingkan masalah tangismu
seringkali aku rapuh meiihatmu menangis, tetapi hanya menjadi rapuh saja yang ku bisa bu
tiada yang lain

indah bu, ketika hari-hari ku masih terisi penuh denganmu
penuh dengan tawa mu, menertwakan cerita yang membosankan dariku
menyimak segala kata yang keluar dari mulutku
seakan aku adalah telur terhebat di dunia ini

aku rindu dikala hujan bu
kita tidak menginginkan apapun kecuali berpelukan dibawah selimut
aku ingat suhu tubuhmu yang teramat hangat
bau khasmu yang membuatku tertidur nyaman
dan indomie ayah yang selalu ia buatkan dikala hujan
manis ya bu
bahagia kita sangat murah
aku rindu

ingatkah bu ketika hujan badai?
ketika kita diwarung, menunggu pembeli, yang jelas tidak akan datang
dan sore itu semakin dingin, seperti nasimu diwaktu itu
angin kencang, hujan deras, kilat menyambar
kita memang sengsara, kita tau
tapi kita tidak bersedih,
kita nikmati kedinginan dan kegelapan sore itu
menunggu pembeli yang tak terlihat berlalu lalang,
dan aku tetap saja bahagia bu

jikalau Tuhan memberikanku reinkarnasi, untuk hidup kembali
tidak akan aku memilih ibu lain bu
aku akan senang hati untuk mengulang hal-hal manis dimasa dulu bu

sekarang aku tumbuh besar
seperti jarak kita, semakin tumbuh besar
tenanglah bu, jarak ini tidak akan membuatku jauh
aku tetaplah anakmu
anakmu yang selalu kau bangga-bangggakan, walaupun tiada hal yang dapat dibanggakan

ingatkah bu diwaktu itu? disiang itu, ketika aku masih TK
ketika kau menyuruhku membeli menjeng di Almrhm. Lik War, 
aku memakai jubahku itu, di panas yang terik
demi 4potong menjeng untuk makan siang kita
kita makan berempat, aku masnanda ibu dan ayah
ah,,, ayah,, sayang sekali, ayah banyak melewatkan masa-masa indah ya bu
biarkan lah bu, Tuhan mungkin iri melihat kita tetap bahagia dalam kesengsaraan
Tuhan lelah memberii cobaan kita ber4 yang sealu kuat
dan akhirnya ayah lebih mengalah, untuk Tuhan
untuk jalan Tuhan yang unik

kadang aku tertawa bu
tertawa tapi sedih
melihat foto-foto masa kecilku
ah foto... andai aku bisa masuk kesana
kembali lagi kesana
bahagia dalam kesengsaraan



aku tidak apat memberikan apa-apa kepadamu diumurmu yang ke 46 ini bu
aku hanya berdoa berharap, semoga janji-janji kita terkabulkan bu
doakan anakmuu ini bu, anakmu yang telah kau didik sebesar ini bu
dari janin hingga berdaging-daging ni

kita berjanji untuk sukses bersama bu,
aku tidak saabar tertidur dipelukanmu diwaktu hujan
membau bau muu
memegang tanganmu sebelum tidur
agar kita dapat bertemu di mimpi katamu bu
tidak bosan-bosannya kau bu bertemu aku

sudah ya bu, kenangan iniitu terlalu menyesakkan dada
tetap menjadi sahabatku ya bu
sahabat terbaik
pendengar celotehku





ibu foto sama banci pataya








No comments:

Post a Comment