Tuhan kalau suatu
saat aku mati
Masihkah aku boleh
rasakan sinar matahari?
Melihat semburat
fajar dan senja
Bagian favoritku
setiap hari
Bolehkah disana aku
meminum secangkir kopi
Secangkir saja
Kopi yang tidak
terlalu manis
Seperti biasa,
favoritku setiap hari
Karena aku yakin,
kau selalu memberi sepercik kemanisan di hari itu
Tuhan kalau suatu
saat aku mati
Adakah disana gedung
bioskop?
Karena aku menyukai
film
Kisah fiksi, ciptaan
manusia
Karena kadang aku
jenuh dengan kisah indahmu
Yang sulit sekali
ditebak
Tuhan kalau suatu
saat aku mati
Izinkan aku bertemu
teman-temanku,
Jikalau tidak,
ciptakan makhluk seperti teman-temanku
Karena aku mencintai
mereka
Aku tidak dapat
membayangkan
Bagaimana gelap nya
hhidupku tanpa tawa mereka
Aku mengerti aku
akan berumur panjang
Karena aku bukanlah
bunga favoritmu
Kau lebih memilih
sebagian temanku
Yang bagaikan
malaikat
Tau saja kau ya
Allah...
Diantara jutaan
manusia Kau memilih temanku
Dia-dia memang
terbaik
Kau tak salah
Aku harap, mereka
juga melihat fajar dan senja favoritku
Walaupun mereka
melihat pasti lebih indah
Film bioskop, dan
gandakan aku
Gandakan aku disana
yallah,
Aku tidak mau mereka
kesepian
Mungkin saja mereka
bosan dengan malaikat
Yang terlalu indah
Mungkin saja mereka
merindukan aku,
Makhluk yang antah
berantah ini
Yang sempat membagi
tawa dengan mereka
Terimakasih atas
berkah setiap hari
Yang entah mengapa
selalu Kau beri
Tak bosan-bosannya
kau berbaik padaKu yaAllah
Maklumilah
tangisan-tangisanku yang selalu berderai
Tanpa sebab
Ini hanyalah wujud
rindu dan kasihsayangku padaMu
No comments:
Post a Comment